PSG Tanpa Megabintang: Jalan Sunyi yang Justru Membawa Juara

Berita Utama, Insight177 Dilihat

INDEPENDENews.com, PARIS – Luis Campos pernah mengucapkan kalimat yang terdengar asing di telinga para petinggi PSG.

Di awal kedatangannya, direktur olahraga asal Portugal itu menatap serius ke arah Nasser Al-Khelaifi, lalu berkata:

“Anda tidak akan bisa menjadi juara Eropa dengan pemain bintang, karena dengan mereka, sistem dari pelatih tidak akan berjalan sempurna.”

Waktu itu, PSG masih dibangun di atas nama-nama besar — Lionel Messi, Neymar Jr., dan tentu saja Kylian Mbappé.

Nama-nama yang menjual tiket dan mencuri perhatian dunia, tapi belum cukup membawa “Piala dengan Telinga Besar” ke Parc des Princes.

Kini, hanya satu musim berselang, kalimat Luis Campos terasa seperti nubuatan.

PSG melepas semua nama besar.

Tidak ada lagi superstar yang mendominasi ruang ganti, tidak ada lagi wajah yang selalu jadi pusat kamera setiap kali bola bergulir. Sebagai gantinya, Campos dan jajaran membangun ulang tim dari fondasi: pemain muda, penuh potensi, yang bermain untuk sistem — bukan untuk sorotan.

Permainan Kolektif yang Mengerikan

Hasilnya? PSG bermain seperti tim sejati. Tidak ada lagi permainan yang tergantung pada satu kaki.

Serangan datang dari berbagai arah, rotasi berjalan hidup, dan pertahanan pun tampil kompak karena semua pemain tahu peran masing-masing.

PSG bukan lagi tim yang menunggu magis dari pemain tertentu, melainkan tim yang bekerja bersama untuk menciptakan solusi.

Mereka menyerang bersama, bertahan bersama, dan terlihat nyaman dalam berbagai skenario pertandingan — entah saat unggul, tertinggal, atau ditekan habis-habisan.

Yang lebih mengejutkan, gaya bermain seperti ini justru membawa mereka ke tempat yang selama ini mereka impikan: juara Liga Champions untuk pertama kalinya.

Tanpa Bintang, Tapi Penuh Cahaya

Tidak ada satu nama yang mencuri perhatian di atas yang lain. Justru itulah kekuatan PSG musim ini.

Mereka adalah tim yang bermain tanpa ego, tapi penuh energi. Mereka bukan “Galacticos”, tapi kolektif yang menyatu. Dan dalam sepak bola modern, itu jauh lebih berbahaya.

Luis Campos membuktikan ucapannya dengan kerja nyata. PSG bukan lagi tim yang dikendalikan oleh nama besar.

Mereka kini dikendalikan oleh filosofi — dan filosofi itu menang.

PSG yang Baru, Sepak Bola yang Lebih Jujur

Perubahan ini bisa jadi titik balik bagi PSG, atau bahkan bagi dunia sepak bola.

Di era ketika harga pemain melonjak dan sorotan lebih besar dari kerja keras, PSG justru memilih jalur sepi — dan menemukan kedamaian di sana.

Mereka tak lagi berlomba membeli pemain termahal, tapi membangun sistem terbaik. Dan musim ini, sistem itulah yang jadi bintang utama.(*)