Beranda / Berita Utama Gelombang Demo Tolak Kenaikan PBB Meluas di Berbagai Daerah

Gelombang Demo Tolak Kenaikan PBB Meluas di Berbagai Daerah

INDEPENDENews.com– Gelombang aksi protes menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) meluas di berbagai daerah Indonesia sepanjang Agustus 2025.

Warga di Pati (Jawa Tengah), Bone (Sulawesi Selatan), hingga Cirebon (Jawa Barat) turun ke jalan menyuarakan keberatan atas kebijakan yang dianggap memberatkan.

Di Pati, ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menggelar aksi besar di depan kantor bupati dan DPRD.

Massa menuding kebijakan kenaikan PBB-P2 hingga 250% tidak masuk akal dan menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.

Tekanan publik berujung pada langkah DPRD membentuk panitia khusus pemakzulan. Pemerintah Kabupaten akhirnya membatalkan kenaikan tersebut setelah gelombang protes tak kunjung reda.

Situasi serupa terjadi di Bone.

Massa aksi mendesak pembatalan PBB yang disebut naik hingga 300%.

Unjuk rasa sempat ricuh ketika mahasiswa membakar ban dan mendorong pagar kantor bupati.

Pemerintah Kabupaten Bone membantah tudingan kenaikan drastis itu, menyebut penyesuaian hanya sekitar 65 persen akibat revisi Zona Nilai Tanah (ZNT) oleh Badan Pertanahan Nasional.

Di Cirebon, warga juga memprotes kenaikan PBB yang disebut melonjak tajam bahkan hingga seribu persen di beberapa titik.

Mereka meminta pemerintah daerah melakukan evaluasi dan memberi keringanan bagi masyarakat kecil.

Pengamat kebijakan publik menilai gelombang protes ini dipicu minimnya sosialisasi serta ketidakjelasan perhitungan tarif.

“Pemerintah daerah perlu lebih transparan agar masyarakat memahami dasar kenaikan PBB, bukan sekadar menerima beban baru,” ujar analis kebijakan dari Universitas Gadjah Mada, Rudi Santoso.

Hingga kini, pemerintah pusat belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai polemik PBB yang memicu keresahan di sejumlah daerah.

Namun, beberapa anggota DPR mendesak Kementerian Keuangan bersama pemerintah daerah segera mengevaluasi kebijakan tersebut agar tidak menimbulkan gejolak lebih luas.(*)

Akhmad Muarif
Latest posts by Akhmad Muarif (see all)